Memetakan Sumber Ancaman & Sumberdaya
Memetakan sumberdaya itu penting. Namun yang tak kalah pentingnya juga adalah memetakan sumber - sumber ancaman. Mengetahui sumber ancaman dan karateristiknya dapat menjadi modal bersiaga. Modal untuk mengurangi risiko dan dampak dari ancaman tersebut. Modal untuk lebih hati2 memanfaatkan sumberdaya. Dan modal untuk lebih menghargai kehidupan...
Begitu penting memetakan sumber2 ancaman. dengan
mengetahuinya, akan muncul segenap upaya, baik secara langsung maupun tidak
langsung berkaitan dengan ancaman. langsung akan dilakukan ketika sumber
ancaman dapat langsung diintervensi untuk mengurangi ataupun menghilangkan
dampaknya. Tidak langsung ketika sumber ancaman tesebut tidak mungkin
diintervensi. Gunung api, gempa bumi dan tsunami misalnya. Dari sisi sumber,
terlalu sulit untuk menghilangkan bahayanya. dan sulit juga mengurangi secara
langsung. Yang dapat dilakukan adalah, mengelola risiko dan dampak dari ancaman
pada seluruh proses menjalani kehidupan serta lingkungan.
Memulai memetakan sumber2 ancaman tidak harus ada
pakar geologi atau kebencanaan. Apalagi harus menggunakan segenap alat canggih
yang super mahal. Teodolit, GPS, Kompas dll. Pemetaan dapat dimulai ddengan
mulai berdiskusi ringan seputar ancaman yang dirasakan, dilihat, dialami atau
dikhawatirkan terjadi. Berbagai kejadian yang telah terjadi dapat dijadikan
(sekalipun berskala kecil) sebagai signal jika sebuah daerah rawan. Kejadian
terakhir dapat dijadikan titik acuan mengurut kejadian2 sebelumnya atau bisa
jadi sejak terbentuknya masyarakat disitu. untuk itu, dibutuhkan narasumber
dari orang2 tua. Tahun berapa pernah terjadi bencana, seberapa besar dan
diwilayah mana saja yang terkena, apa pemicunya. Apakah ada korban jiwa?!
Penuturan dengan melibatkan berbagai unsur, usia
dan gender merupakan bagian tranformasi informasi. Proses disertai dialog,
menjadikan proses belajar antar warga. Dari penuturan tersebut (sejarah
kejadian2 bencana), dapat menjadi titik awal untuk mulai melakukan pemetaan.
Pemetaan yang didasarkan atas kesadaran kritis untuk mereduksi risiko dan
dampak bencana. Untuk itu, seluruh sumber-sumber ancaman bencana perlu
dipetakan. Lainnya, tidak berbeda dengan peta2 yang ada di kelurahan/Balai Desa
atau Kecamatan. Hal yang membedakan, adalah pendetilan dari peta2 tersebut.
Selain Jalan2 yang ada, bangunan publik, Jembatan, maupun sawah/kebun dan
sungai, perlu melihat lebih detil lagi. Pendetilan dikaitkan dengan sumber2
bencana yang telah terpetakan.
Sumber ancaman yang terpetakan, tentu harus
dikaitkan dengan kejadian2 bencana sebelumnya, jika pernah terjadi. Apakah
ancaman yang ada merupakan bagian dari kejadian bencana2 sebelumnya atau baru
muncul akibat berbagai perisitiwa berikutnya. Peta harus juga memetakan
daerah-daerah rawan dan rentan. Rawan adalah daerah-daerah yang secara langsung
berisiko terkena dampak dari ancaman bencana. Rentan adalah kondisi yang
mengarah dan menimbulkan konsekwensi (fisik, sosial, ekonomi, dan perilaku)
yang berpengaruh buruk terhadap upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan
bencana.
Lewat peta, warga akan melihat secara langsung
kerawanan dan kerentanan yang ada. Wilayah mana ada yang mungkin terkena
bencana. siapa yang paling berisiko misalnya balita, manula, difable atau
orang, keluarga atau komunitas termarginal. Lewat peta juga, warga akan melihat
penyebab2 bencana sekaligus mendapatkan gambaran berbagai upaya
mitigasi-kesiapsiagaan sebagai bagian dari reduksi bencana.
Memulai penyusun peta bahaya dan sumberdaya bisa
dimulai dari mana pun dengan berbagai situasi. yang terpenting adalah, ada satu
atau dua orang yang melakukan pendokumentasian proses. Bisa penyusunan peta
dilakukan saat kita berkumpul untuk jaga malam. Atau bahkan sekedar nongkrong2
ngobrol ngalor ngidul. Dengan memfokuskan pada satu pembicaraan (membuat peta),
akan tersusun sebuah peta sumberdaya dan peta bahaya yang lengkap.
Belum ada Komentar untuk "Memetakan Sumber Ancaman & Sumberdaya"
Posting Komentar